Verifikasi

Yth. rekan2 semua,
perlu diketahui, penulis blog ini hanyalah seorang pengagum ustadz Dhanu, jadi ... mohon maaf ... semua pertanyaan ttg penyakit tolong dan konsultasi harap disampaikan langsung ke web-nya mas Dhanu: link
Terimakasih

Rabu, 26 September 2007

01. Sharing dari Senior

Pada bagian ini saya ingin menuliskan masukan2 dan penjelasan dari rekan2 yang telah berbaik hati memberikan perhatian, sharing pengalaman dan saran2 yang pada akhirnya dapat membantu menenangkan hati yang gundah gulana … karena ketidak tahuan, ketidak-mengertian akan proses pengobatan yg harus dijalani.

Sedangkan yang dimaksudkan dengan "Senior" adalah rekan-rekan penderita kanker yg sudah menjalani pengobatan dan berhasil survive hingga detik ini.

1. Sharing dari rekan bernama mbak Wid (beliau adalah seorang dokter spesialis kulit & kelamin) yang divonis Ca Mammae stadium 3 pada Tahun 2001 (jadi sekarang sudah survive selama 6 tahun).
Mbak Wid yg cantik ini dan suaminya (internist), menyarakan untuk menjalani pemeriksaan di Jakarta, di Jakarta Breast Cancer (JBC) Menteng, untuk mendapatkan diagnosa dan pengobatan yg lengkap, pertama temui dulu dr. E sbg pimpinan tim baru kmd akan dikonsulkan ke Prof. DR Suhartati ahli radio terapi di RSCM, dan biasanya setiap hari Rabu akan dirapatkan untuk terapi dan pemeriksaan lanjutan (bonescan, dll).
Sampel jaringan hasil operasi kemarin yang ada di lab Patologi Anatomi harus diminta utk pemeriksaan Ki … dan reseptor. (Kemungkinan ada kesulitan dalam memintanya bila tidak ada rekomendasi dari dokter yang menangani).
Ki … ini menjukkan jenis pembelahan sel tumor (dinyatakan dlm %). Bila hasilnya kecil, misal 15% berarti pembelahan sel-nya lambat – lebih cocok dg kemoterapi daripada radiasi (radiasi lebih cocok untuk sel tumor dengan tingkat pembelahannya tinggi).
Reseptor, menunjukkan penyebab/pencetus tumor, apakah dari hormone progresteron, estrogen, her1, her2 atau factor genetic. Masing2 ada obatnya kecuali genetic.
Ada pendapat bahwa bila sudah dioperasi, kecenderungan sel tumor piknik ke seluruh tubuh adalah 30% (melalui pembuluh darah yg teriris). Untuk itu perlu dilakukan pemeriksaan : USG (untuk melihat penyebaran ke organ2 lain terutama uterus, ovarium, lambung, liver, dll) disarankan juga melihat sampai kelenjar getah bening di ketiak), rontgent (utk melihat penyebaran ke paru) dan bonescan tadi.
Bila pemeriksaan sudah lengkap, baru bisa ditentukan tindakan yg akan dilakukan dan pengobatan tambahannya. (misal untuk memblok factor pencetusnya).

Tentang Ce.A dan CA 137 ternyata tidak sensitive, rekan saya ini sebelum kemo hasilnya dibatas normal, berkebalikan dengan temannya yg hasil CA 137nya tinggi malah tumornya jinak.

Tentang Radiotherapy
Sebaiknya digunakan mesinnya yg Linac karena efek sampingnya lebih ringan. (kalau bisa jangan Cobalt ) Dikatakan sebagai: daya tembus Cobalt lebih dalam, sehingga dapat menyebabkan kerusakan pada paru2 (fibrosis) akhirnya dapat menimbulkan sesak nafas yang permanent.
Ada kalanya, pada suatu Rumah Sakit Pemerintah, mesin Linax hanya 1, sehingga pada 1 orang pasien radiasi tidak bisa diberikan sepenuhnya dengan mesin tersebut, tapi bergantian dengan cobalt, akibatnya seperti yg dialami oleh seorang dr. Puskesmas di Semarang (dari 30x radiasi, hanya 5x menggunakan Linex).

Bone scan adalah pemeriksaan tulang, seperti MRI, disuntik kemudian kita dilewatkan pada mesin pemeriksa. Hasilnya akan nampak titik2 putih di bagian tulang yg terkena tumor. Hal ini untuk mengetahui sejauh mana penyebaran sel kanker, terutama bila dicurigai sudah menyebar hingga tulang belakang.
Penyebaran ke tulang belakang kmd ke syaraf ditandai dengan kekakuan dan kesulitan bangun dari posisi tidur, terutama di pagi hari. Bila sudah menyebar ke tulang, dikhawatirkan akan terus ke otak.

Selama proses terapi, kesehatan harus dijaga. Jangan sampai tertular virus flu, dll, gunakan masker bila di tempat umum. Karena dalam proses ini, leukosit (darah putih) atau HB ada kemungkinan menurun, jangan sampai harus ditambah dari luar. Untuk menaikkan leukosit bisa dengan suntikan yang harganya cukup mantap (sekali suntik harga obatnya sekitar 1,5 juta). Jika HB sangat drop, maka harus ditransfusi … nah … bahayanya akan bertambah.

Ya Allah, hamba berlindung kepadaMU Ya Allah.

2. Sharing pengalaman rekan arsitek dan penderita ca mammae
Tahun 1993 saat hamil putri ke dua, rekan ini menemukan benjolan di putingnya dan divonis sebagai tumor ganas. Karena takut operasi, rekan ini memilih pengobatan alternative dengan ramuan2 tradisional, semacam benalu the, kunir putih, dll yang didapatnya dari Yogya.

Nasehatnya : jangan panik, jangan bingung, jangan depresi. Dari semua saran, pilihlah yang paling mantap di hati, termasuk memahami resiko terhadap keputusan yang dipilih. Bagi rekan saya yang sangat religius ini, hidup-mati kita ada di tangan Allah, tanpa sakitpun bila besok kita ditakdirkan untuk meninggalkan dunia ini maka habislah umur kita, entah dengan cara apapun. Dengan keyakinan tersebut, dia bertahan untuk tidak operasi. Di Tahun 1995 benjolan tersebut pecah (karena terbentur) dan mengeluarkan nanah yang berbau busuk. Kemudian dia rawat sendiri luka tersebut dengan cara dibersihkan setiap hari dengan air hangat & garam, akhirnya dalam waktu +/- 2 bulan, luka bisa menutup sempurna (seolah-olah dijahit rapi oleh dokter specialis bedah). Jadi sampai sekarang (Tahun 2007) rekan arsitek ini sudah berhasil survive dan hidup normal selama 12 tahun.

Tidak ada komentar: